Dia adalah seorang Guru Bahasa Arab di Sebuah Madrasah Tsanawiyah negeri (MTsN) ,yang sehari-harinya pergi dengan sebuah sepeda sebelum menaiki angkutan umum menuju madrasah tempat dia mengajar.Profesi ini Sangat dinikmatinya untuk pegabdian hampir 30 tahun lamanya, rentang waktu yang lebih lama dari umurku. Meski tanpa disadarinya kekuatan mengayuh sepeda yang itu semakin hari semakin berkurang, namun di usia yang sudah lebih setengah abad itu dia tetap semangat untuk mengajar, meski hitungan pensiun tinggal beberapa tahun lagi.

Kesederhaan, adalah gambaran kehidupannya. Ketabahannya dalam menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Sebuah semangat yang tidak pernah padam, seperti bara api yang selalu mengobarkan semangat untuk terus berjuang, untuk sebaris senyuman melepas kepergian. Untuk setiap titik peluh dalam setiap pengorbanan. Untuk sebuah "kesedihan tersembunyi " dipintu rumah, pada saat kumelangkah pergi. walaupun dengan rasa bersalah bahwa akulah yang terakhir meninggalkannya, setelah saudara2 ku berjuang dalam kehidupannya masing-masing. Bukan saja kehendakku tapi semangatnya melebihiku untuk berjuang menentang kehidupan yang keras, untuk mengayuh biduk sampai ketepian, untuk menabuh genderang 'perang' menuju kemenagan keridhoan-Nya. Ya Robb,,kutitip Ibuku pada-MU . . .

Selalu terngiang di telingaku pesannya "Fikr Awwalun" (nak berfikirlah di awal),,atau "Siapa yang menabur benih maka dia akan memanen padi". tidak kalah dari mantra Ahmad Fuadi dengan 'man jadda wa jadda'-nya, pesannya bagaikan air segar di kala kekeringan. Di balik kesuksesan seseorang selalu ada perempuan hebat di belakangnya. "the great power of mother"

Ya, Dia adalah Ibu yang sangat hebat bagiku . . . Ibu adalah idolaku yang kedua, Ibu adalah manusia kedua yang harus kita cintai setelah Rasulullah SAW. Ibu yang harus kita cintai 3 x dari Ayah . . . Ibu yang melahirkan, ibu yang tidak membiarkan seekor nyamukpun hinggap di tubuh kita ketika kecil dulu,, ketika kita hanya bisa menangis,,ibu yang menyusui kita . . membesarkan . . . Ibu yang selalu tersenyum di kala melihat anaknya bahagia, atau bahkan Ibulah yang menangis dalam sujudnya agar kita diberi keselamatan oleh-Nya dunia dan akhirat.

Rabbi Firli Waliwalidaya Warhamhuma Kama Robbayani Soghiro

TERIMA KASIH AYAH IBU (HIJJAZ)

terima kasih ibu, terima kasih duhai ayah (2x)

lahirku ke dunia
ku disambut penuh syukur
bisikan azan ke telinga
hikamah kalimah nan luhur

lahirku ke dunia
ku diasuh mengenal Allah
ku diajar sebut namaNya
juga nabi rasul mulia

salam sayang ayah dan ibu
mendidik ku tak pernah jemu
halalkan lah makan minumku
maafkanlah salah silapku
tanpa maaf dan juga restu
hidupku jadi tak menentu

tiada yang lebih bernilai
dari pengorbanan yang suci itu
tak berdaya aku membalasnya
moga ku jadi anak yang bertakwa

terima kasih ibu, terima kasih duhai ayah (2x)

Jasamu oh ayah dan ibu
akan ku kenang selamnya
hidup saling berkasih sayang
membina keluarga bahaia

(bridge)
pada mu Allah aku berdoa
pada Mu jua aku meminta
rahmatilah ibu ayah tercinta
apunilah dosa- dosa mereka
panjang umur, murahkan rezeki
sejahtera dalam ketaatan
moga berbahagia di dunia, di akhirat
beroleh syurga

daku mengharap redha mu ibu
juga redha darimu ayah
hanya itulah yang ku pintu
agar hidupku lebih bermakna


1 تعليقات

Silakan isi komentar disini

‏قال غير معرف…
ungkapan yg benar2 tulus, yg membuat pembacanya tanpa sadar meneteskan air mata...
أحدث أقدم