Gambar : merujuk ketika ujian datang dan rahmat-Nya yang tiada terhingga, Subhanallah

Sebuah fenomena dalam dinamika sebuah kehidupan seorang anak manusia, laksana ombak yang naik turun begitu pula hati dan perbuatan manusia yg cenderung berubah-rubah pengaruh dimensi ruang dan waktu yang selalu berjalan kearah depan. Menengok kebelakang memberikan detail setiap tahapan yang telah kita lewati, dengan berkaca pada cermin dalam setiap sudut yang kita lewati dalam kehidupan, yang kita lihat adalah diri kita sendiri disamping bayangan orang-orang yang kita ikuti yang tertancap dalam pikiran kita.

Setiap kita berjalan selalu ada 2 energi yang selalu tarik menarik kea rah yang saling berlawanan, hal tersebut disebabkan benih magnet yang ada di dalam diri kita yang menyesuaikan dengan lingkungan,energy positf atau negative masing – masing kapasitasnya akan memberikan dampak yang berbeda dalam tingkah pola dalam sebuah kehidupan kita, tinggal kita mengaturnya energi mana yang harus dominan sehingga bisa bersenyawa dengan energy luar yang lebih besar.

Setiap jalan pasti ada arah yang dituju, tujuan tersebutlah yang membuat kita berjalan kea rah yang kita tuju, begitu pulalah kehidupan, sejatinya tujuan hidup kita disinergikan oleh semua tingkah pola perilaku yang kita lakukan sehari-hari, sederhananya seperti hubungan rantai, pengayuh dan roda pada sebuah sepeda.

Ada kalanya dalam setiap jejak langkah kita yang singgah pada satu ruang dan waktu, kita beralkuturasi pada proses yang kita jalani baik atau buruknya, mungkin saja dalam sebuah persinggahan kita menemukan secercah cahaya dan menemukan kebenaran dalam setiap bentuk yang kita cari, disana kita menemukan sebuah kemenangan karena kita telah berhasil mengalahkan bad values yang ada dalam diri kita. Begitu pula sebaliknya dalam sebuah persinggahan kita menemukan kegelapan dimana cahaya yang kita bawa bisa meredup.

Future in unpredictable, masa depan yang kita tidak tau apakah akan datang, ataupun umur kita hanya sampai hari ini, Wallahu a’lam bisowab, menjadi pribadi yang paripurna tentu saja kita berusaha menjadi insan kamil yang berproses memperbaiki diri setiap hari. Tapi terkadang memang, tanpa kita sadari setiap sudut yang kita singgahi tanpa kita sadar memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap diri kita yang sudah mengalami metamorphosis kea rah yang lebih baik. Disitu kita merenung, sejenak berhenti dibawah pohon teduh, menimbang kembali jalan yang akan kita tempuh, sejenak beristirahat mengumpulkan kembali tenaga yang terkuras di sepanjang perjalanan  ini. Memikirkan kembali strategi dalam menghadapi binatang buas atau penyamun detengah jalan. Bekal yang cukup yang harus kita persiapkan.

Semoga saja kita menjadi pribadi yang kamil, menjadi seorang pembelajar sejati, yang selalu memperbaiki diri dari dunia yang selalu menggerogoti kita sampai titik terendah pertahanan kita. Dan bergantung lah kepada Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sejauh apapun berjalan, semoga tak lupa dan selamat ke kampuang halaman yang sebenar menuju jannah-Nya. Amin

Post a Comment

Silakan isi komentar disini

Lebih baru Lebih lama