Walau bagaimanapun,indonesia masih menyimpan banyak nilai plus, dan itulah negara saya, negara yang memulai dari titik terendah, bangkit dari keterpurukan, merangkak dan bangun dengan kakinya sendiri yang belum kuat, dan mencoba bertahan diantara kaki – kaki baja.
Aku adalah mahasiswa indonesia, lahir diantara badai terpaan ‘penggerogotan’ globalisasi dunia, lahir dari perut demokrasi dibawah doktrin pancasila. Semuanya ada disana, sebuah negara besar ‘sabang sampai merauke’ diantara ribuan suku bangsa bersatu dalam slogan bhinneka tunggal ika, membawa maruah bangsa dan negara menuju indonesia jaya bermartabat diantara negara dunia.
Akupun bangga menjadi mahasiswa indonesia, diantara perjuangan diantara semua keterbatasan yang ada, terselip semangat yang tak boleh berhenti, ada sebuah cita – cita yang selalu ada dan tersimpan dalam setiap sanubari, ‘menuju indonesia madani’.
Indonesia, banyak menyimpan harapan bagi rakyatnya, tumpuan harapan ummat islam dunia bangkit dari segala kekurangan, membawa harapan muslim dunia dengan nama “negara dengan populasi muslim terbesar didunia”. Mahasiswa indonesia, sebuah potret semangat untuk membawa perubahan, lihatlah bagaimana mahasiswa negara – negara lain yang lebih beruntung untuk mengenyam pendidikan dibanding hanya 15% rakyat indonesia yang mengecam pendidikan tinggi dengan berjuta sarjana pengangguran, dan mendapat perhatian penuh dari pemerintahnya, dengan berbagai fasilitas yang layak, supply dana dan beasiswa yang mencukupi, seperti mahasiswa malaysia yang mendapat pinjaman dana dari pemerintah lebih kurang 9 juta/semester bagi setiap mahasiswa yang mengajukan, sehingga para orang tua tidak perlu mengeluarkan uang untuk kuliah putra-putri mereka ataukah mahasiswa arab 15 juta/bulannya, dan banyak mahasiwa negara lainnya yang luput dari pengetahuan kita. Sebuah motivasi untuk terus melangkah, tonggak perubahan dan berlari menuju kejayaan, kedepan. insya Allah.
Namun rasa salut dan takjub tertuju pada mahasiswa indonesia yang sangat minim bantuan dari pemerintah, namun tetap bisa kuliah dan mengecam pendidikan tinggi, siapakah dibalik semuanya?. Dibalik itu semua ada cucuran keringat para orang tua yang selalu menginginkan anaknya berhasil, para orang tua yang bekerja di sawah dibawah terik sang mentari yang tidak pernah lelah mengayunkan cangkul demi membeli sebuah cita- cita, ataukan para orang tua yang bekerja sebagai buruh – buruh di pabrik, ataukah para pegawai negeri dengan rutinitas yang sama setiap harinya dan mengabdi pada negara.
Mahasiswa, mari teruslah berjuang ummat dan bangsa menantimu, ummat islam menuggu karya dakwahmu, masyarakat menunggu pengabdianmu, para anak jalanan menunggu belaian kasihmu, pengangguran menunggu buah pikiranmu, dan masih yang masih banyak menunggu dan menaruh harapan padamu.
Allahu akbar!
Hidup mahasiswa!!
Teroeskan perjoeangan.

Post a Comment

Silakan isi komentar disini

Lebih baru Lebih lama