4 Maret 2010

Belajar International Marketing, berawal dengan chapter baru tentang modifyng produk, bagaimana segmentasi (segment, pendistribusian produk menurut kategori2 tertentu, kepada dan untuk siapa) produk ini dibuat yang tergantung kepada packagingnya (bungkusan, tampilan).
Pensyarah (Dosen , lecturer) berkata “menganalogikan dengan ketertarikan seorang laki2 thdp perempuan” : secara tidak langsung, pakaian yang kamu pakai (packaging) merupakan segmentasi dari diri kamu sendiri, kepada dan untuk siapa segmentasi dirimu, dan akan menggambarkan siapa yang akan tertarik padamu. Pensyarah berkata lagi, jika style yang kamu pakai menggambarkan kamu adalah orang kaya dengan baju mahal, maka tentu saja laki – laki yang akan tertarik padamu ‘harus’ orang yang berduit minimal harus punya RM 10.000, kalau yang kamu pakai tudung labuh (Jilbab lebar. Red) tentu saja lelaki yang normal (maksudnya laki2 yang suka menganggu) berpikir 1000 kali untuk menganggu kamu.
Analogi yang bagus sir, ternyata prinsip marketing itu bisa kita temukan dalam kehidupan sehari – hari tanpa sadar kita sudah memarketing diri sendiri, apa yang kita pakai, apa yang kita kenakkan adalah menggambarkan siapa kita.  Orang lain tidak akan bisa memaksa kita untuk memakai sesuatu yang kita tidak sukai seperti anak kecil. Kalaupun orang tua, keluarga, orang lain menyuruh memakai jilbab contohnya, tapi apabila keinginan itu tidak lahir dari lubuk hati yang paling dalam, maka semuanya hanya akan bersifat sementara, itu bisa saja terjadi jika seseorang tidak mengetahui mengapa harus memakai jilbab?mengapa harus menutup aurat, akan hanya sebatas pelepas tuntutan dari orang tua, ataupun sekolah yang mewajibkan siswanya memakai jilbab.

Ayat diatas jelas memeberitahu kalau seandainya hendaklah kita mengulurkan jilbab keseluruh tubuh, agar tidak mudah diganggu, yang menyatakan kalau segmentasi itu tentu adalah bukan orang – orang yang menganggu dan akan mudah dikenali (oleh orang – orang yang beriman). Karena dengan memakai jilbab syariah tentu saja positioning dari diri kita sudah berbeda dan kita mengaktualisasikan diri terhadap dunia berbeda dengan posisi para wanita pada umumnya.
Sangat sesuai ternyata antara Al-Qur’an dengan kehidupan nyata kita, bukanlah Al-Qur’an itu menjadi ‘kitab langit’ atau untuk agama ‘langit’ yang tidak kontekstual dan relevant sepanjang zaman, bahkan ternyata islam dan apa yang tertulis Al – Qur’an sesuai dengan prinsip Marketing yang berasal dari barat. Namun yang terjadi seperti banyak anggapan manusia sekarang, bahkan muslim sendiri. Namun yang terjadi adalah al-Qur’an itu tidak relevan dalam hati dan diri kita saat sekarang ini. Dan bagaimanakah jikan seandainya Islam akan menjadi masa depan dunia? Dan Al_qur’an menjadi kitab nya manusia modern masa yang akan datang?wollohu alam bi sowwab.

Post a Comment

Silakan isi komentar disini

Lebih baru Lebih lama