Sebuah penantian

Untukmu yang dalam 'sebuah penantian',,keep istiqomah dan hamasah

Apakah dia cinta kepada Allah atau kerana Alloh,,dan jika kamu tau inilah ‘cinta sejati’ . karena cinta kepada Alloh dan kerana-NYa tidak dilandasi nafsu dan ”tidak hanya sekedar”,,,teman.

Waw!!,,aneh rasanya aku berbicara tentang cinta,,but,,well,, itu adalah salah satu bagian dari diriku,,dan fitrah kepada manusia yaitu dicintai dan mencintai,,

Karena kita sangat mencintai cinta

Cinta itu harus disimpan dan dijaga karena kita mencintai cinta

Karena cintalah kita harus men-‘jaga’-nya

Simpan baik dan jangan ganggu sampai waktunya tiba 

Sangat lumrah manusia berbicara tentang cinta

Karena cinta anugrah cinta-Nya

Bagaimana dan kenapa?

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".(QS.An – nur 30)

              Subhanallah, begitu tingginya islam menjunjung tinggi manusia, menjaga pandangan terhadap lawan jenis, merupakan rasa hormat kita kepada lawan jenis kita untuk tidak ‘menikmatinya dari sisi gelapnya’, atau menikmatinya secara diam – diam. Atau menghormati diri kita sendiri terhadap hal – hal yang membuat kita rendah dengan hawa nafsu.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(QS. Ar- Rahman 13)

Allah-lah yang menciptkan manusia, akal, hati dan nafsu, Dia tahu kalau makhluknya punya nafsu, hingga dengan syari’at-Nya dian ciptakan legalisasi hawa nafsu agar menjadi rahmat menurut aturan-Nya. Begitu hormatnya ISLAM menjaga wanita dari kejahatan laki – laki atau sebaliknya hingga lengkaplah aturan-Nya mengenai syari’at pernikahan dan segala yang berhubungan dengannya.

… dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) (QS.An – Nuur 26)

Sebagai seorang muslim kita tentu yakin akan sifat Allah yang maha adil, hingga Allah memperuntukkan laki baik – baik untuk perempuan baik – baik dan sebaliknya.
Apakah merasa rugi jika tidak pacaran? Saya jawab : TIDAK!

Ketika kita menjaga diri kita, yakinlah disana ada seorang terbaik yang Allah persiapkan untuk hamba-Nya yang baik, seorang yang menjaga diri-Nya sebelum ‘masanya’ datang Allah persiapkan seorang yang menjaga dirinya dengan ‘penjagaan’ yang sama!Allah maha adil,,yakinlah itu!!,,subhanallah,,kurang apa lagi alasannya?

Seandainya ‘semuanya’telah kita lakukan selama pacaran namun apakah lagi artinya nikah selain legalisasi semata?dimanakah lagi bedanya?dimakah letaknya ‘keindahan’-nya?mengutip dalam sebuah buku “nikmatnya pacaran setelah pernikahan” karya Sallim A. Fillah,,yaitu ‘nikmatnya berbuka setelah puasa penuh tantangan” benarkah?
Analogi dengan puasa,,walaupun berbuka dengan seteguk air namun terasa begitu nikmat setelah berpuasa di siang hari yang sangat panas dan penuh cobaan karena Allah!,,indah bukan/

Indahnya dalam sebuah penantian,,untuk apa mentergesai hubungan tanpa satu ikatan ?

Akhirnya semoga apa yang ana sampaikan bermanfaat, bagaimana penempatan cinta, sayang, rindu dan semacamnya menjadi sebuah rasa yang selalu di berkahi-Nya bahkan menjadi pahala tidak menjadi sia – sia semata. ana bukanlah orang yang  baik,,hanya saja  ingin menjadi orang yang lebih baik,orang yang berguna bagi saudara yang lain, semoga saja,,Amin ya Allah.^^