Issyahdu bi ana muslimun, (saksikanlah bahwa aku seorang muslim), merupakan sebuah keteguhan dan kalimat persaksian kepada DUNIA bahwa ‘SAYA’ adalah seorang muslim.
Dunia ini seolah terlalu memberikan pilihan sulit untuk seorang muslim, sehingga identitas muslim begitu terasa ‘menakutkan’ dan terasa ‘asing’ ditengah hiruk pikuk dunia ke-hedonisme-an. Lihatlah begitu kemas media sebagai “image builders” bahwa seorang muslim yang taat itu indentik dengan teroris, a’udzubillah mindzalik.
Islam sebagai kebenaran pertama dalam hidup, dengan maksud acuan pertama kita dalam memandang suatu kehidupan adalah dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Terkadang terkesan malu – malu, atau tidak enak untuk mengakui diri sebagai muslim dan lebih bangga dengan jati diri yang lain yang tidak jelas arah tujuan itu akan kemana. Dunia ini tidak akan bisa memuaskan keinginan manusia, tidak akan pernah cukup sampai semua isinya habis diteguknya,, tapi begitu luas dan lapang untuk orang yang memanfaatkannya untuk beramal sholeh, untuk orang yang mencari ilmu dan bekal di akhirat.amin.
Manusia pada satu titik kesadaran dan keinsafannya (klimaks) dari kehidupannya akan sampai pada satu ‘pikir’ tujuan hidup manusia yang hakiki, terkadang titik kesadaran itu diawal, terkadang di pertengahan hidup, dan atau di penghujung hayat ketika kesempatan itu sangat sedikit lagi, ataupun kesadaran itu ketika di akhirat ketika Alloh menyingkapkan semuanya dan barulah kita sadar kalau selama ini kita terlena dan menutupi hati untuk sebuah cahaya?dan seperti mana didlama Al-Qura’n orang-orang tersebut meminta dikembalikan ke alam dunia dan pasti mereka beramal sholeh!,,namun kesempatan itu tidak ada lagi??ya Robb,,lindungilah kami dari hal seperti ini.
Semoga kita menjadi orang yang selalu diberi hidayah oleh Alloh,,”Roditubillahi Robba,, wabil Islamidinna, wabiMuhammadinabiya waRosula” Dan aku redho Alloh menjadi Tuhanku, Islam agamaku dan Muhammad sebagai nabi dan Rosul-untukku, semoga menancap kuat selalu dalam dada setiap muslim, terlebih untuk para anak muda muslim yang mencari tujuannya dan semoga menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim dengan petunjuk dan hidayah-Nya.
Jika seorang manusia itu hidup untuk dirinya, maka hidupnya sangat singkat, mulai dari dia lahir sampai dia kembali dikuburkan, namun jika dia hidup untuk kepentingan manusia dan fikrah, maka hidup untuk waktu lama, dia hidup mulai dari manusia itu ada sampai semua manusia itu berakhir dari bumi ini (sayyid Quttb)
2. Ana fi Ukhuwah & Jamaah
Menurut teori tentang sosiologi manusia itu sebagai makluk individu dan juga makhluk sosial, dia adalah dirinya pribadi dan juga bagian dari satu komunitas atau bahagian dari sosial masyarakat. ibnu khaldun tokoh sosiologi muslim yang hampir kita lupakan telah menjelaskan tentang teori ini.
Melazimi jamaah, dan hidup dalam jamaah telah diatur oleh agama ini, seperti saja bagaimana sistem syuro (musyawarah) dalam decision making, atau dikenal dalam istilah “group decision makers” beginilah islam dengan kesempurnaannya seperti dalam hadist ‘apabila ada 2 orang berjalan maka ambilah satu diantaranya sebagai pemimpin’. Atau lebih kepada aplikasi seperti dalam sebuah organisasi atau dalam kehidupan berumah tangga 2 orang hamba Alloh yang berjalan menuju-Nya mengambil 1 menjadi pemimpin,,’laki2 pemimpin kepada perempuan’,
Singkatnya, penempatan diri dalam suatu jemaah panjang ummat islam, dan penempatan posisi untuk berkontribusi terhadap ummat islam dan jamaah ini sesuai dengan kapasitas ilmu dan kemampuan yang kita miliki untuk kemajuan islam, dan negeri muslim. Islam menuggu karya kita, dan ucapkan “AKU DENGAR ISLAM MEMANGGILKU”
3. Mukmin & Muttaqin
Muslim yang mukmin dan betaqwa kepada Alloh, merupakan sosok ideal seorang muslim yang sangat kita rindukan, kita punya contoh sosok ini yaitu Rosululloh SAW, standar yang tinggi memang dan tidak akan pernah menyamai, tapi minimal disanalah motivasi kita untuk selalu menjadi lebih baik, kita punya contoh yang sempurna dan bukankah itu baik? Kawan dan lawan Rosululloh mengakuinya seperti Michael hart dalam bukunya ‘100 orang yang paling berpengaruh di dunia’ walaupun dia bukan seorang muslim? dan juga untuk ditauladani karena Alloh sendiri yang mengawasinya sebagai ‘role model’ untuk jin dan manusia sampai akhir zaman, bukan?
Sosok ideal tidak lepas dari tauhid dan akidah yang bersih, ibadah yang benar, bertindak tanduk sebagai seorang muslim, dan mencontoh sifat Rosulullah dalam bersikap, tidak melakukan hal tercela menurut aturan islam. Intelek dalam hidup dan kehidupan (Fathonah),,dan sebagai seorang muslim dan khalifah di muka bumi, sebagai da’I (terutama untuk diri sendiri dan keluarga) guardian of value, dan penyebar kebaikan ditengah ummat. Dan banyak kriteria yang tidak tersebutkan.
Siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya, insya Alloh.
Semoga dengan kita mempunyai konsep terhadap kita sendiri yang kita tidak akan goyah walaupun badai menerpa atau terkadang malahan angin biasa yang membuat kita jatuh. Dengan istiqomah dan hamasah dalam menggenggam cahaya islam semoga saja mengantarkan diri kepada nur-Alloh dan titik-Nya.amin