yang pastinya saya tidak tau pasti, niat, keinginan dan harapan setiap orang tentu saja berbeda-beda.
Tidak luput saya sendiri, yang datang kekota ini demi sebuah penghidupan yang lebih baik, salah siapa ketika awal tahun 2012 ini pengangguran di Indonesia menempati ranking teratas di Asia, ketika ditengah ketidakpastian harga BBM yang membuat masyarakat indonesia Galau, ketika kehidupan manusia indonesia yang kebanyakan dibawah rata-rata kemakmuran, entahlan sebutah negara miskin sangat menyayat hati ketika kita tau bahwa indonesia adalah negara yang kaya raya, ya . . .katanya indonesia adalah negara berkembang, sedikit menghibur memang, minimal masih ada harapan untuk kedepananya lebih baik. ketika aturan dilanggar secara berjemaah, dan ketika standar etika, moral dan adat tidak ada sebuah kejelasan yang ada hanya kepentingan pribadi masing2 untuk mencapai tujuannya.
Saya tidak tau sejak kapan drama kemiskinan terjadi di Indonesia, lihatlah di jalanan Gedung2 tinggi para pengemis dan anak2 jalanan disana, tanpa rumah atau harta yang ada hanyalah baju kumuh lusuh yang dipakainya. Lalu bagaimana dengan masyarakatnya, pada umumnya berlomba terhadap keduniaan, mencari kecantikan yang perfect, lupa bahwa umurnya sudah 50-an, untuk apa? setelah itu akan dibawa kemana? bukankah kita akan kembali ke tanah dimana kita diciptakan?
Materialisme, hedonisme, sekulerisme, pluralisme, liberalisme,,dan apapun yang menggambarkan pikiran 'pada umumnya orang kota, biarlah saya pada identitas saya sebagai muslim yang lahir di sebuah perkampungan Minangkabau.
"saya hanyalah anak kampung" - Syafi'i Maarif