Kali ini ane copas Note dari fbnya 'Rima' D' Rahmatul Husni ,artikel ini keren, kreatif, menggelitik,,dan semoga bermanfaat :D
Ini yang terjadi sekitar 3 tahun lalu ketika saya memaparkan keputusan kepada kawan-kawan saya untuk masuk Forum Studi Islam:
Kawan dari pesantren
"Kenapa anti ingin masuk komunitas anak-anak forum? Mereka itu hanya mengagungkan simbol saja. Janggut panjang celana gantung, yang cewek berjilbab seperti gaya orang Arab (Ah, tak pandai menempatkan diri dengan situasi dan kondisi), tak terlalu paham Fiqh, nasikh mansukh, apalagi nahu sharaf. Bacaan Qur'an mereka rata-rata tajwidnya pun tak tepat.
Disana anti hanya akan mendapat cap sok-sok an. Dakwah kan bisa dimana saja, tak perlu juga harus memasuki komunitas-komunitas seperti itu. Kita malah jadi dijauhi, dibilang orang-orang langit. Bagaimana pula dakwah akan masuk ke hati orang lain, kalau dari awalnya saja mereka sudah antipati..."
Kawan2 Band'ers
"Lu masuk komunitas agamis gtu Coy? Hahahaha, udah tobat lu coy? Kata lu juga kalau bergaul jangan dengan komunitas yang homogen. Lagian Coy, gw liat mereka tuh kebanyakan munafiknya daripada benarnya. Ngurusin orang tapi ngurusin diri sendiri aja ga becus! Nti lu kalau pake jilbab mana bisa funky kayak gtu, liat aja tuh, mereka kayak emak-emak. Ga kebayang, lu yang biasa jingkrak-jingkrak nanti dituntun buat jadi anggun dan lemah gemulai kayak ibu-ibu pengajian! Hwahahaha!"
Kawan sekampung
"Tasarah sanak lah. Baiak buruak tu sanak jo nan tantu. Cuman kami mangkonyo agak-agak anti mancaliak "jilbaber2" ko stek, yo dek ndak samo se tingkah jo keceknyo ko aa.. Bajilbab tapi lah samo se jo urang banyak. Lain dimuluik, lain lo nan bakarajoan. Banyak lo nan sasek takahnyo ndak? Sok-sok alim ruponyo pacaran jo nyo, baduto jo nyo, nan palawan ka urang gaek ado lo.. Pokoknyo yo jauah ko panggang dari api ha.. Kalau dipikia-pikia, iyo jo mah. Sadang dek kapa indak lalu, apo lai dek rakik batang pisang. Ha, Lah sanak pikia-pikia bana tu?"
Kawan sesama hobi hiking, climbing, mancing:D
"Kawan, hidup hanya sekali mesti berarti. Berbuat kebaikan kan bisa dimana saja. Yang penting itu akhlak kita ubah dulu, baru menyeru orang lain.. Dalam pandangan saya, komunitas-komunitas seperti itu hanya sarana penonjolan diri. Mengutamakan eksistensi, lupa dengan esensi.. "
Kawan sekelas
"Alah mah, kamu ko sibuk-sibuk organisasi se. Baraja se lah! Awak pai kuliah tu disuruah manuntuik ilmu. Manga susah-susah mikian urang. Yang maagiah hidayah tu Allah, ndak awak doh."
Ternyata, setelah hampir 4 tahun …..
Namanya komunitas yang terdiri dari banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, problema tentu ada. Apa yang dibilang kawan-kawan saya tadi memang rata-rata terbukti. Padi dalam satu petak sawah, tak semuanya berisi, "nan ampo ado, nan dimakan mancik tantu ado lo".
Ujiannya 'keren' juga. Belum apa-apa, teman-teman kuliah yang tadinya dekat malah menjauh hanya karna saya bilang "saya sekarang aktif di forum". Ada juga pandangan-pandangan sinis karna saya katanya berubah drastis. Aneh. Dan saya malah semakin penasaran.
Lalu, apakah jalan yang ditempuh selama 3 tahun itu perlu saya sesali?
TIDAK. Saya bersyukur. Meski tak terlalu paham fiqh, nahu, saraf, ilmu tajwid dll, disana ternyata ada orang-orang yang berusaha untuk terus memperbaiki diri dan mengamalkan yang sedikit. Meski sering dicela,disana ada orang yang tidak balik menghina. Meski katanya anak-anak forum hanya fokus dengan urusan-urusan agama dan akhirat, disana ternyata ada orang-orang yang pakar di banyak bidang kontemporer, sehingga melahirkan dialog-dialog bermutu yang tak sekedar pelepas tawa. Dan untuk para "jilbaber", meski mereka belum sempurna, akhlak masih jauh sekali, setidaknya ada kesadaran untuk melaksanakan kewajiban sebagai insan. Dan saya yakin, di komunitas-komunitas manapun juga seperti itu berlaku. Ada orang menjengkelkan, ada yang arogan, ada yang seenak perut, ada juga yang munafik. Dan untuk kebaikan semuanya tentu berproses. Allah melihat proses, bukan hasil.
artikel yang ane nemu di fb gan, by 'Rima' D' Rahmatul Husni
Dan yang terpenting dari itu semua, saya mendapat hikmah istimewa. Dan ini ingin saya teriakkan kepada seluruh komunitas-komunitas yang ada di dunia ini. Baik, saya mulai dari lahan kecil di Fakultas saya saja dulu:D
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS Al Hujuraat 13)
"Maka karena itu serulah mereka dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)" (QS Asy Syuura: 15)
NB: "Tapi, ente tu jarang nampak, yo kalau main jan lah di Masjid se…."
"Kawan, saya juga sering ke kafe. Tapi sayang, ketika saya disana, kamu tak ada. Tak mungkin saya harus menghabiskan waktu di kafe itu demi menunggu kamu datang kan?:D"
Link nya bisa agan klik disini
Mohd. Abd. Arif
I am Muslim,a Minangkabaunese, Graduate from State University of Padang (Marketing) and Northern Universiti of Malaysia | BBA (Hons)